Padangan Bojonegoro Pencetak Bibit Atletik

Padangan Bojonegoro Pencetak Bibit Atletik
BOJONEGORO – Kecamatan Padangan ternyata tidak hanya terkenal sebagai pusat jajanan ledre. Kecamatan berbatasan dengan Jawa Tengah itu mulai dikenal menjadi pencetak olahragawan atletik berprestasi tingkat provinsi hingga nasional. Terutama atlet lari.

Beberapa tahun ini, atlet-atlet dari wilayah Kecamatan Padangan dan sekitanya mampu menjadi unggulan dalan ajang pekan olahraga pelajar provinsi (porprov).

Srimulyo Agus pelatih PASI Bojonegoro mengatakan, banyak atlet dari wilayah Padangan sekitarnya berprestasi tingkat provinsi dan nasional. Bahkan porprov selalu manjadi unggulan, meski dari segi sarana dan prasarana masih kurang. “Atlet latihannya di pematang sawah,” ungkapnya.

Agus menjelaskan, pembinaan tepat menjadi kunci keberhasilan atlet. Tentu didasari tekad dan ketekunan para atlet berlatih. Jika didukung bakat semakin luar biasa. “Saya sudah sekitar 30 tahun menjadi pelatih atletik,” jelasnya.

Ahmad Rizani pelatih PASI lainnya mengatakan, pembinaan atlet dilakukannya mulai 2015. Sejak itu mampu mencetak atlet-atlet berprestasi tingkat provinsi hingga nasional. “Setiap tahun ada atlet meraih prestasi di porprov,” jelasnya.
Baca Juga :  Terdata 38 Izin Lingkungan, Harus Komitmen Cegah Polusi

Banyaknya atlet lari dari wilayah Padangan dan sekitarnya karena mereka tekun berlatih. Juga mengikuti berbagai event luar kota. Minat anak-anak cabor atletik khususnya lari, karena melihat adanya atlet berprestasi. Sehingga memunculkan minat anak-anak usia SD dan MI menekuni olahraga lari.

Kabid Olahraga Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Bojonegoro Saifudin mengatakan, basis pembinaan cabor atletik ada di wilayah barat Bojonegoro. Seperti Kecamatan Kasiman, Padangan dan, Ngraho.  “Memang selama ini berkutat di wilayah barat,” ungkapnya kemarin(4/3).

Terdapat tiga pelatih aktif membina atletik. Mereka memiliki spesialis berbeda. Mulai Agus fokus melatih lari jarak dekat (sprint) dan lompat jauh. Sodikin fokus tolak dan lempat, sedangkan Rizani membina atlet lari jarak menengah dan jauh. “Kebetulan pelatih atletik ada di wilayah barat,” terangnya.

Adanya ketiga pelatih, membuat pembinaan atlet terus berlangsung dan ada regenerasi setiap tahun. Padahal dari segi sarana dan prasarana seadanya. Latihan dilakukan di lapangan sepak bola, bahkan untuk lari jarak jauh di jalan raya. Meski begitu atlet bisa berprestasi.

“Terbaru ada atlet manjadi juara satu Porseni lari  600 meter putri atas nama Septi Cahya Lestari,” ungkapnya.

Terkait bakat atlet, Udin mengaku munculnya karena pembinaan para pelatih. Aktif mencari bibit-bibit baru potensial. “Dulu periode 1990-an, jutsru banyak atlet lari berasal dari wilayah Sekar, Gondang, hingga Ngambon. Didukung kondisi alam berupa perbukitan,” jelasnya.

Sebenarnya selain di wilayah barat, pembinaan juga ada di wilayah timur dan pusat perkotaan Bojonegoro. Namun saat ini banyak atlet bagus dari wilayah Padangan dan sekitarnya. “Untuk atlet porprov masih dari wilayah situ (Padangan),” jelasnya. (irv/rij)

Sumber:  Radar Bojonegoro